“Diplomasi Budaya: Tamu Malaysia Disambut Hangat Sanggar Tari Bungo Sarumpun”di Bukittinggi

Berita, Fashion1135 Dilihat

Bukittinggi – Sebuah malam penuh pesona budaya tersaji di Hotel Ambun Suri, Kota Bukittinggi, ketika para tamu istimewa dari Malaysia disambut dengan kehangatan khas Minangkabau. Bekerja sama dengan Biro Travel Tourism Padang Ute yang dipimpin Ute Mukhlizar, pihak hotel ambun suri di bawah pimpinan Hari Hariyadi menghadirkan penampilan memukau dari Sanggar Tari Bungo Sarumpun.

Dalam suasana akrab dan penuh kemegahan, generasi muda Minangkabau yang tergabung dalam Sanggar Tari Bungo Sarumpun—terdiri dari siswa SLTP, SLTA Bukittinggi.hingga mahasiswa pecinta seni tradisi Minangkabau—mempersembahkan penampilan istimewa yang sukses menghipnotis tamu dari negeri jiran.

Pertunjukan dimulai dengan Tari Pasambahan, sebuah tarian adat sakral yang biasa ditampilkan untuk menyambut tamu agung. Gerak lemah lembut penuh filosofi itu menyampaikan pesan penghormatan dan kebijaksanaan alam takambang jadi guru.

Dilanjutkan dengan Tari Payuang, tarian ikonik Minangkabau yang menggambarkan keceriaan, kasih sayang, dan perlindungan. Payung yang berputar lincah menjadi simbol keharmonisan dan rasa cinta dalam kehidupan masyarakat Minang.

Sebagai penutup, tampil Tari Sapu tangan. Gerakan anggun para penari berpadu dengan alunan musik tradisional menciptakan suasana syahdu. Sapu tangan yang menari di tangan menjadi lambang kasih, kelembutan, sekaligus ikatan persaudaraan yang erat.

Di balik penampilan memukau ini ada sosok Sandra Forina sebagai pembina, Fitria Wati sebagai pelatih, serta Yuli Nofendri, S.Pd., M.Pd. selaku pendamping. Ketiganya bahu membahu mendidik anak-anak muda untuk tidak hanya menari, tetapi juga memahami filosofi budaya Minangkabau: adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.

“Anak-anak tampil dengan sepenuh hati karena mereka memang mencintai budaya Minang. Kami ingin tamu dari manapun merasa seperti keluarga besar ketika disambut dengan tarian adat ini,” ungkap Sandra Forina.

Para tamu asal Malaysia tampak larut dalam keindahan tarian yang di tampil kan Sangar Tari Bunggo Sarumpun di dalam penyambutan . Tepuk tangan meriah menggema setiap kali tarian usai, sementara kamera dan ponsel sibuk mengabadikan momen.

Seorang tamu bahkan berujar penuh haru, “Kami merasa seolah kembali ke rumah sendiri. Sambutan ini luar biasa indah, penuh penghormatan, dan begitu berkesan. Budaya Minang benar-benar menghipnotis hati kami.”

Pimpinan Hotel Ambun Suri, Hari Hariyadi, mengapresiasi kolaborasi budaya ini. “Bagi kami, pengalaman tamu bukan hanya soal pelayanan hotel, tetapi juga bagaimana mereka bisa merasakan langsung kehangatan budaya Minangkabau. Inilah daya tarik yang membedakan Bukittinggi dari kota lainnya,” katanya.

Sementara itu, pimpinan Biro Travel Tourism Padang Ute, Ute Mukhlizar, menegaskan bahwa wisata budaya adalah magnet utama bagi wisatawan Malaysia. “Kami ingin setiap tamu membawa pulang bukan hanya foto, tetapi juga kenangan mendalam tentang budaya Minang yang ramah, indah, dan penuh makna,” ujarnya.

Penampilan Sanggar Tari Bungo Sarumpun malam itu membuktikan bahwa seni tradisi Minangkabau tidak pernah kehilangan pesonanya. Justru di tangan generasi muda, ia tampil segar, hidup, dan relevan.

Lebih dari sekadar hiburan, pertunjukan tersebut menjadi diplomasi budaya yang mempererat hubungan serumpun antara Minangkabau dan Malaysia. Sebuah bukti nyata bahwa tradisi tak lekang oleh zaman, melainkan terus bersinar sebagai identitas dan daya tarik wisata dunia.

Malam itu, Bukittinggi bukan hanya menjadi kota wisata sejarah dan alam, tetapi juga panggung budaya Minangkabau yang memukau . Sanggar Tari Bungo Sarumpun telah menorehkan kisah indah dalam hati para tamu Malaysia—kisah tentang sambutan yang penuh hormat, persaudaraan yang hangat, dan budaya yang tak ternilai harganya.

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *